Senin, 17 Agustus 2009

pemandangan

Minggu, 16 Agustus 2009

ARTI KEMERDEKAAN 64 TAHUN

Tujuh belas agustus tahun empat lima Itulah hati kemerdekaan kita Hari merdeka Nusa dan Bangsa Hari lahirnya bangsa Indonesia Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka Selama hayat masih dikandung badan

Kita tetap setia tetap setia Mempertahankan Indonesia Kita tetap setia tetap setia Membangun negara kita

Lagu gubahan H. Mutahar di atas selalu menggema di seluruh pelosok Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Lagu berjudul “Hari Merdeka” tersebut dengan bangga dan semangat dinyanyikan oleh semua masyarakat Indonesia tanpa mengenal batasan usia, ras, suku, ataupun agama. Namun, ada suatu esensi yang hilang dari semangat rakyat Indonesia yang menyanyikan lagu tersebut. Bagian yang hilang itu adalah memaknai kemerdekaan itu sendiri.

Seringkali kita bingung apabila ditanya apa sih arti merdeka yang sebenarnya. Seringkali juga kita dibuat bingung oleh orang yang menanyakan apakah Indonesia sudah merdeka saat ini sesuai dengan makna merdeka yang sebenarnya. Wajar, sangat wajar. Saat pertanyaan tersebut ditanyakan kepada saya, pastinya saya akan sedikit kebingungan. Kebingungan yang juga dirasakan hampir seluruh rakyat Indonesia.

Saya mendefinisikan merdeka adalah bebas dan lepas dari segala macam bentuk penjajahan. Penjajahan tersebut bisa berupa penjajahan fisik, pemikiran, ekonomi, sampai politik. Saya merasa definisi ini masih belum sempurna karena belum memaknai setiap arti kata merdeka secara menyeluruh. Namun, cukuplah untuk memandang merdeka secara garis besar.

Dari definisi yang saya dapat tersebut, saya kembali merujuk kepada pertanyaan yang kedua yaitu, Apakah Indonesia sudah merdeka?? Jawaban saya adalah belum. Tanpa ada keraguan saya pasti menjawab Indonesia belum merdeka. Alasannya adalah karena ternyata Indonesia belum bisa terlepas dan terbebas dari segala bentuk penjajahan.

Buktinya dapat kita lihat di sekitar kita. Memang, penjajahan dalam bentuk fisik saat ini sudah tidak ada karena terakhir kali adanya perjuangan fisik adalah ketika perang kemerdekaan. Namun, penjajahan selain fisik lah yang merajalela di tanah air tercinta ini.

Paling mudah kita bisa melihat dalam bidang ekonomi. Adanya intervensi yang berlebihan dari IMF alias International Monetary Fund membuat perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Alih-alih memberikan solusi dari permasalahan ekonomi yang seperti tiada ujung, IMF justru mempercepat waktu kematian bagi perekonomian Indonesia. Melalui program utang dan hibahnya, IMF telah membius para punggawa ekonomi Indonesia untuk terus meminta belas kasihan negara maju dalam memperbaiki ekonomi Indonesia.

Penjajahan ekonomi Indonesia tidak berhenti sampai di situ. Adanya banjir barang-barang produksi luar negeri mematikan unit usaha dalam negeri. Masyarakat lebih bangga apabila memakai barang merek luar negeri dibanding produksi lokal. Bahkan cukup banyak yang sengaja belanja di luar negeri hanya untuk membeli sebuah merek tertentu. Pada akhirnya, kondisi seperti ini akan membuat mental bangsa ini menjadi mental konsumen. Mental inilah yang membuat orang malas berusaha dan berkreasi, kemudian bertambah parah dan menjadi mental peniru. Mental konsumen dan peniru ini yang sekarang banyak terdapat di tengah-tengah masyarakat kita.

Itu baru dari bidang ekonomi. Bagaimana dengan penjajahan pemikiran yang dilancarkan oleh bangsa-bangsa lain yang tidak suka dengan kemajuan Indonesia?? Seperti kita ketahui, pihak barat yang diwakili negara-negara Eropa dan Amerika sangat mengkhawatirkan apabila nantinya Indonesia bisa maju. Untuk itulah mereka menyuapi kita dengan berbagai macam budaya dan pemikiran yang destruktif dan buruk.

Invasi pemikiran ini seringkali tidak kita sadari. Padahal bentuk-bentuk invasi ini sangat banyak beredar di sekeliling kita. Budaya freesex, narkoba, balap liar, dugem, ataupun mode mungkin menjadi contoh paling nyata yang tampak jelas. Kenyataannya, masih banyak agenda terselubung yang pihak barat sisipkan di antara cara-cara sederhana mereka. Film, kartun, komik, sepakbola, pergaulan, majalah, internet, ataupun berbagai bentuk media adalah sarana untuk menginvasi budaya dan perikehidupan di Indonesia.

Pertanyaannya, apakah kita telah menyadari invasi ini?? Apabila kita telah sadar, maka bersyukurlah. Yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengingatkan saudara sebangsa yang lain akan bahaya ini. Ditambah juga berusaha untuk meminimalisir pengaruh buruk dari budaya barat tersebut. Caranya dengan melakukan proses filtrasi terhadap apa yang disodorkan Barat kepada kita. Jangan langsung kita telan bulat-bulat. Insya Allah setelah kita filter, yang tersisa hanya budaya baik yang sebaiknya kita ikuti karena justru bisa memperbaiki kualitas kehidupan di Indonesia.

Penjajahan jenis lain yang terjadi di Indonesia adalah penjajahan sosial politik. Bentuk penjajahannya dapat terlihat dari peran serta bangsa Indonesia dalam percaturan politik dunia. Indonesia sebagai negara berkembang yang sering pula disebut negara dunia ketiga sampai sekarang masih dianggap sebagai anak tiri yang tidak terlalu signifikan keberadaannya di dunia. Buktinya adalah ketika Bapak Presiden yang terhormat mengutuk dan mendesak pihak Israel untuk menghentikan agresinya ke Lebanon dan Palestina, Israel hanya cuek saja. Bahasa gaulnya mungkin seperti “Siapa sih lo??”

Penjajahan politik terkait erat dengan wibawa Indonesia di mata Internasional. Saat ini, Indonesia seakan tidak ada wibawanya sama sekali. Kenapa bisa terjadi sampai seperti itu?? Indonesia yang kita banggakan sebagai negeri yang sangat subur dan makmur ini ternyata hobinya ngutang, selalu minta bantuan negara lain. Bagaimana bisa berwibawa apabila hanya bisanya menumpuk hutang dan meminta belas kasihan bangsa lain.

Kondisi yang telah saya paparkan di atas seharusnya menjadi bahan refleksi diri kita. Apakah kita menjadi bagian yang membuat Indonesia semakin terpuruk. Atau bahkan menjadi bagian yang merusak negeri ini. Pasti tidak ada di antara rakyat Indonesia yang berjiwa dan berakal sehat yang menginginkan Indonesia tidak merdeka. Sekaranglah tugas kita untuk bersama-sama memperbaiki kondisi Indonesia yang sudah kronis ini. Sekaranglah saatnya.

Saya sendiri tidak pernah berandai-andai untuk menjadi Bapak Presiden Indonesia yang terhormat. Saya khawatir, dengan saya terlalu banyak berandai-andai, saya tidak dapat berpartisipasi dalam proses perbaikan Indonesia. Yang saya bisa lakukan hanya sebuah langkah kecil, yang dimulai dari diri saya sendiri. Harapan saya juga agar semua saudara sebangsa dan setanah air bisa memulai dengan langkah kecil itu dari diri mereka sendiri. Insya Allah, dengan dimulai dari langkah kecil tersebut, visi masa depan kita agar Indonesia bisa lebih baik dapat terwujud.

Langkah kecil tersebut dapat berupa penyadaran seperti yang sedang anda baca ini. Atau bisa juga dalam bentuk keteladanan. Atau paling mudah adalah dengan meminimalisir sifat dan sikap terjajah dalam diri kita. Cobalah untuk mengurangi ketergantungan pribadi kita kepada orang lain. Dengan pengurangan sedikit demi sedikit ini, akhirnya adalah kemandirian yang bermuara pada Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya.

Semoga apa yang saya tulis ini dapat menjadi sebuat bentuk penyadaran dan pengingatan bahwa kerja juang kita masih panjang. Mari kita satukan visi kita bahwa Indonesia harus menjadi lebih baik, saat ini dan selanjutnya

KASIH IBU

Suatu malam, seorang wanita berusia 20-an tahun bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, ia segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat si anak berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata: “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” “Ya, tetapi, aku tidak membawa uang”, jawab si wanita dengan malu-malu. “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu”, jawab si pemilik kedai. “Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”. Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Si wanita segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”, tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa”, aku hanya terharu jawab wanita itu sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! Tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri”, katanya kepada pemilik kedai. Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataannya, menarik nafas panjang lalu berkata: “Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”. Si wanita terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal , aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya”. Dia segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya berwajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengannya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah,”Nak, kau sudah pulang. Cepat masuklah, Ibu telah menyiapkan makan malam. Makanlah dahulu sebelum kau tidur. Makanan akan dingin jika kau tidak memakannya sekarang”. Pada saat itu si wanita tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita. Kadang-kadang, kita sulit atau lebih tepatnya tidak mau untuk melihat dan menghargai pertolongan yang diberikan oleh orang-orang yang sudah sangat kita kenal. Untuk menghargai cinta kasih mereka. Kita menganggap itu sebagai suatu keharusan. Sebuah kewajiban

Sabtu, 15 Agustus 2009

KEHIDUPAN KITA

Ku rasakan hari-hari yang berlalu.. semakin pantas meninggalkan kenangan semalam.. cepat betul masa berlalu.. pagi ke petang.. petang ke malam.. malam ke pagi.. (ulang 8 x) dan seterusnya.. bila ku lihat di kalender sudah 7 Ogos rupanya.. ini bermakna sudah sebulan diri ini bergelar pelajar.. mcam2 perkara yang ku lalui dalam hidup ini.. tawa.. riang.. canda.. sedih.. dan bermacam2 lagila.. sume ada.. biasalah.. hidup kan mencabar.. kdg2 ada kat atas.. kdg2 ada kat bawah.. tp byk yang "tawa, riang dan canda" 2 kot.. buat ape sedih2.. kan.. kan.. hehehe. Bermula episod kehidupanku disini.. apabila tiba di UKM untuk mempelajari dalam bidang Usuluddin dan Falsafah.. memang mencabar sebenarnya subjek dalam bidang ni.. mana ada belajar yang senang kan.. semester ni je.. kalau boleh aku ingin sekali mencapai cgpa 4.00. Mg2 aku akan sampai ke tahap itu.. dan ini juga bt peniup semangat bg adik2ku nanti.. tp bukan itu sebenarnya matlamat yg paling utama.. semoga aku berjaya juga memahami, mendalami dan menghadamkan pelajaran yg ku pelajari untuk hari2 seterusnya.. banyak benda lagi yg ku x tahu.. semakin aku belajar.. semakin ku rasakan apalah yg ada pada diri ini.. berbanding dgn ilmu Allah yg luas itu.. Ya Allah jauhkanlah diriku dari sifat2 riya' dan semoga ilmu yg ku pelajari ini akan membawa manfaat pada diriku dan org lain.. aminn.. doakan aku ye.. hmm.. semester ni aku amik sebanyak 5 subjek: 1) Metodologi Kajian Tafsir dan Hadis Semasa 2) Metodologi Mutakallimin, Falasifah dan Sufiyyah 3) Kajian Agama-Agama 4) Seminar Tasawwuf Perbandingan 5) Masyarakat Muslim di Malaysia Banyak juga assaignment yg diberi.. setakat ni kajian ku berkisar tentang "Gerakan Missionari Kristianisasi dalam Pendidikan dan Percetakan di Malaysia" Profesor memintaku supaya membuat kajian di gereja dan sekolah2 yang ditubuhkan oleh mereka .. soal selidik dan kalu boleh dapatkan bahan percetakan agama mereka.. amat mencabar juga kajian tentang ini.. semoga aku kuat berhadapan dgn mereka bg mencapai matlamat kajianku.. amin.. Assaignment tentang "Manhaj Salaf dan persoalan Akidah", telah ku bentang di kelas minggu lalu.. Kini assaignment lain pula yang akan menyusul.. dan dalam pembikinan.. hehe.. nak takhrij hadis, kajian tafsir tentang diturunkan al-Quran itu 7 huruf dan macam2 lagilah.. nak bt kena bt seminar tentang "Konsep al-fana' dalam ilmu tasawwuf dan perbandingannya dengan konsep nirvana dalam Buddisme", First sekali bila prof umumkan tajuk aku tuh.. adoyai.. buleh ke aku bt nih.. mcm ssh la pulak.. nak kene hubung kait lak dah.. i.allah.. aku boleh!! sekarang duk baca2 dulu buku2 yg ada.. nak wat seminar ni dalam bulan 9 nanti.. chaiyok2!! Mmg banyak beza antara degree dan master nih.. dulu ms degree.. kita belajar byk menerima dari mencari.. sume nota dari lec.. tinggal nak ingat dan faham je.. pas2 exam.. tp kalau da peringkat master ni.. agak ssh juga.. semua bentang2.. n dapat kritikan.. semua rujukan lak bahasa Arab dan Inggeris.. di samping kene banyak membaca.. berkongsi idea.. mencari nota sendiri.. isu semasa terkini.. xdenye lec nak bagi nota bulat2.. ada gakla dalam kelas 2.. tp kene cari rujukan sendiri gak.. mmg otak kene kreative n kritisla kalu da sampai peringkat ni.. besanya lec suka mendengar pandangan dr kita.. dalam kelas pun kita yg banyak membentang.. lec hanya menilai.. memberi komentar dll.. apa yang menariknya, da 3 kali bagi tajuk tok wat kajian.. tapi mentah2 ditolak oleh prof.. dengan alasan tajuk terlalu umum.. so kecikkan.. bila kecikkan.. nak lg kecik.. mmg rujukan terhad n kene pandai cari sendirila... berkisar dgn soalan yg diberikan knp, sbb apa, bagaimana, dll.. akhirnya proposal yg keempat diterima.. dengan hujjah2 yang ku berikan.. mmg nak nangisla ms mula2 tuh.. bila da diterima kali ke4.. x jd nangis dah.. sbb dah okey.. ngeh3... apa yg penting semangat perlu kuat dan sikap keterbukaan perlu ada.. Apa yg ku lihat, ramai di kalangan siswazah master ini org yg telah bekerja.. cekal betul org ni.. anak da 3,4.. masih ada lagi semangat nak belajar.. time bile agknya dorg nak siapkan kerja2 yg diberikan oleh lec ek.. anak sakitlah.. kene anta g sekolahla.. bz betull.. tp mereka ini di kalangan yg hebat juga.. anak 4.. suami 1.. tp cgpa mantop!! hehe. aku yg duk kolej ni pun rasa berat.. tp sempat lak update blog ek.. hehehe.. 2la.. pesananku bt mereka yg dalam dilema.. bg lepasan degree.. nak kerja atau sambung belajar?.. baiklah kalian sambung belajar.. bukan lame sgt pun belaja ni.. paling cepat 3 sem da abes.. paling lama 4 sem.. kejap je korg!! aku rasa kalu da keje.. nak sambung balik.. mesti rasa malas dah pas2.. lagi2 da kawen lak.. ada anak.. hmm, mmg banyak t.jawabla.. terutama bg pempuanla.. lelaki nak smbg ms keje n dan kawen xde mslh.. bukan dorg pun nak jaga anak.. hahaha.. macamla aku dah kawen.. huhu.. berdasarkan pengalaman org2 lame.. dorg cakap kat aku cam2lah.. hehehehe.. cube korg bayangkan.. sekarang ni pun nak keje kat tadika paling kurg ada diploma.. tah2 nanti spm pun da x guna dah.. dunia semakin maju ke hadapan.. byk bakal2 intelek di sana sini.. dimana halatuju kita?Imam Syafie pun ada pesan kan " Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin kerana ia akan menjagamu dan membuatkanmu cemerlang di dunia dan akhirat, disamping ia menjadi amalan para nabi, rasul dan org2 yg soleh" semoga kita dalam kalangan org2 itu!! so.. xkan x nak kot? hehe.. mehla pakat sama2 kita mencari ilmu lg.. dunia dan akhirat.. cube kita tengok tokoh2 terdahulu seperti Imam Ghazali.. meninggal ketika umur 55 tahun.. tp byk menyumbang ilmu.. dgn kitab2nya.. sehingga kini menjadi rujukan kita.. dgn keadaan ms itu yg tidak mempunyai peralatan canggih seperti komputer.. dan mungkin juga beliau menulis karya2nya hanya dengan bertemankan lilin sahaja... kita hari ini telah mewah segala2nya.. cakap je lampu.. komputer.. peralatan menulis.. dll.. mmg xde masalahlah.. tp di mana nilai ilmu yg kita ada? ada usaha nak bt kitab? sapa lagi kalu bukan kita.. so, tanyela diri msg2.. sekadar hanya renungan mungkin.. hehe.. (dia da start ).. camne nak berenti nih.. hihihi.. Oh ye.. sebelum terlupa.. buat yg masih dalam dilema.. silalah buat keputusan dengan bijak.. dan tawaran buat yang masih mahu menyambung pelajaran peringkat Master, kini pada tahun 2009, kerajaan telah meyediakan biasiswa bg siswazah Master dan PHD.. untuk maklumat lanjut, sila layari www.mohe.gov.com. sume terma dan syarat da ada disitu.. sila baca.. jgn malas2.. hehe... sila klik pada pakej ransangan ekonomi kedua(bajet mini). Alhamdulillah kami semua kebanyakkannya mmg dapatla biasiswa tersebut.. yuran pengajian sepenuhnya di tanggung oleh pihak kerajaan.. tinggal malas dgn x je lagi nak belajo.. huhu.. Oh ye.. penulis sedang mencari2 tajuk untuk tesis bagi semester tiga nanti.. sape2 ada idea.. silalah kongsi ek.. berkisar tentang Usuluddin dan Falsafah... buat permata hati " ayahanda dan bonda" terima kasih diucapkan... kerana kalian.. diri ini sampai ke tahap ini.. doaku agar kalian panjang umur, murah rezeki dan sentiasa sihat2 selalu.. doa kalian juga yg menjadi semangat untuk aku terus berjaya melalui hidup ini.. hehehe.. tq mak abah i luv u!! so much!!!muaaaahhhh... yea..yea.. minggu depan balik kg... check it out.